Join VSI yuuukk, Bisnis Murah dan Mudah

Indo Vpay

Sabtu, 31 Oktober 2009

Jantung Koroner.. CABG or PTCA with stent








Jantung koroner .... Andakah salah satu kandidat penderitanya?

Shiki pad, koleksi alas tidur pribadi...
Warna maroen nan lembut, bikin tidur makin pules ajah..

Ayah


Ayah…
Dulu kau laki-laki perkasa,
Yang slalu menggendongku,
Dikala aku menangis menunjukkan kekesalanku.

Dengan sabar kau menimang dan menghiburku.
Hingga aku kembali tertawa riang,
Berlari,meninggalkanmu seorang diri.
Tanpa kutahu apa yang kau rasakan kala itu.

Ayah…
Masih kental dalam ingatanku,
Kala kau pergi bekerja,
Pagi…siang…ataupun malam,
Mencari nafkah demi kami anak-anakmu ini.

Dengan peluh yang membasahi seragammu,
Kau bekerja tak kenal lelah,
Sebagai PNS rendahan di sebuah BUMN.
Bahkan kadang kau lembur,mencari tambahan…
Walau harus kau tinggalkan anakmu,
Dalam asuhan ibunda.

Dan kini,
Anakmu tlah dewasa ayah…
Dan ayahpun tlah lama dipensiunkan.
Tubuhmu yang dulu gagah,
Kini ringkih dimakan usia.

Jadi..
Pantaskah bila aku masih menagih..
Dan menuduhmu tak menyayangiku??
Sedang aku kau kuliahkan dengan susah payah,
Hingga kini aku berspenghasilan,
Dan mengikuti jejakmu sebagai PNS.

Tapi apa pula yang sudah kupersembahkan untuk ayah??
Jangankan membalas jasamu,
Aku malah seringkali melukai perasaanmu.
Bahkan seringkali keangkuhan kupamerkan untukmu,
Hingga aku tak mampu menghormatimu.

Dalam renunganku yang panjang,
Aku hanya bisa menangisi kealpaanku.
Maafkan aku ayah…
Maafkan dosa-dosa anakmu yang tak tahu diri ini..

Ayah…
Izinkan aku menggenggam tanganmu,
Yanga tlah renta ini..
Biarkan kucium jemarimu,
Yang dengan ikhlas merawatku sedari kecil.

Bunda


Untukmu Bunda
(15 Juni 2004)

Di ujung senja yang berbalut luka
Sesosok tubuh meringkuk meratapi diri.
Ada kecewa dalam binar matanya nan sayu,
Saat menatap sepotong rembulan yang terpasung.

Bunda…
Tak kan kubiarkan awan hitam menyelimuti hatimu.
Kau wanita perkasa dalam hidupku.
Aku tak rela, air mata membasahi wajah teduhmu.

Maafkan aku, Bunda…
Aku tlah melukai hati lembutmu.
Yang senantiasa menyejukkanku,
Di kala keresahan menggelayutiku.

Bunda….
Kau tlah banyak berjasa untukku.
Tanpa kau pinta balasan apapun dariku.
Ikhlasmu bagai air mengalir tiada henti.

Bunda…..
Ingin kupersembahkan untukmu,
Seuntai kebahagiaan yang sempat tergadai.
Namun tanpa restumu, aku tak kuasa berbuat apa.

Saat kujelang dewasaku,
Baru kusadari…
Betapa durhakanya aku,
Yang selalu menyusahkan jiwaragamu.

Kini…
Izinkan aku tuk bersimpuh dalam pangkuanmu.
Peluklah aku Bunda…..
Biarkan kehangatan mengalir ke dalam sanubariku.

Bunda…
Izinkanlah kucium dan kugenggam jemarimu,
Yang membuatku mampu mengarungi hidupku.
Agar aku merasakan kedamaian,
Saat kudengar degup jantung di dada lapangmu.
Hingga semangatku bangkit,
Tuk menyongsong hari depan.

Bunda …
Usaplah air mata yang menetes di pipiku.
Agar kutahu,
Kau tlah memaafkan salah dan dosaku,
Yang slama ini kubiarkan bertumpuk dan berkarat.

Bunda….
Tersenyumlah untukku…
Agar kutahu, kau bahagia di usia senjamu.
Aku tak rela ada airmata lagi,
Yang kan membasah di pipimu, yang kini mulai keriput.

Terimakasih bunda…
Kau tlah membuatku damai,
Dengan kasih sayangmu yang tiada berbatas.
Dan tak kenal lelah, tuk berdoa…
Demi anakmu ini.

Salam hangat dari ananda,
Teruntuk bundaku tercinta, di Gandasari 3

Note :Beliau wanita kampung yang tegar, buta huruf tak menghalanginya tuk bekerja keras menghidupi anak-anaknya, agar dapat mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Rabu, 28 Oktober 2009

Hypertensi

Pengertian :
Hipertensi/tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum timbul di dalam masyarakat. Merupakan peningkatan yang persisten dari tekanan pembuluh darah arteri, yaitu tekanan diastolik diatas 95 mmHg. Tekanan darah normal biasanya tekanan sistolik tidak melebihi 140 mmHg dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Namun patokan tekanan darah normal tersebut individual sifatnya.

Penyebab
Sebanyak 90 % kasus penyebab tidak diketahui. Namun dapat juga sekunder akibat penyakit jantung/ginjal, diabetes, atau tumor dari kelenjar adrenal, obat-obatan, maupun kehamilan.

Faktor Risiko
Merokok/minum alkohol, pola makan banyak garam dan lemak, kurang berolah raga, obesitas, dan stress.

Gejala dan Tanda
Biasanya tidak ada gejala sampai timbul komplikasi.

Komplikasi
1. Stroke
2. Kegagalan jantung
3. Kerusakan ginjal.

Pencegahan
Setelah umur 30 tahun, periksa tekanan darah setiap tahun.
Jangan merokok/minum alkohol
Kurangi berat badan bila berlebihan
Lakukan latihan aerobik
Pelajari cara-cara mengendalikan stres.

Penatalaksanaan
Pengelolaan terhadap penderita hipertensi adalah :
1. Pengobatan tanpa obat, antara lain : diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh, peredaan stress emosional, berhenti merokok/alkohol, dan latihan fisik ringan dan teratur.
2. Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

Sindrom Nefrotik

Pengertian :
Sindroma Nefrotik (SN) adalah keadaan dimana terjadi gangguan pada sistem filtrasi ginjal, yaitu terutama di glomerulusnya. Pada keadaan normal glomeruli ginjal berfungsi melakukan filtrasi terhadap protein yang akan dikeluarkan oleh urin.

Gejala dan Tanda
Utama adalah proteinuria. Terdapat 3 gejala dari sindrom nefrotik yang berhubungan dengan banyaknya protein yang keluar melalui urine: 1. Hypoalbuminemia (rendahnya kadar albumin dalam darah) 2. Edema 3. Hipercolesterolemia (tingginya kadar kolerterol dalam darah) Hipoalbuminemia Adalah rendahnya kadar albumin (protein) didalam darah akibat dari proteinuria. Rendahnya albumin didalam darah menyebabkan mudahnya cairan tubuh keluar dari jaringan dan menyebabkan edema. Edema akibat nefrotik membuat jaringan bengkak, dan bila dilakukan penekanan tidak cepat kembali ke keadaan semula. Edema umumnya terjadi pada kaki dan pergelangan kaki.terlebih bila berdiri dalam waktu yang lama. Hal ini menyebabkan perasaan berat pada exemitas dan mempengaruhi gerakan. Pada stadium lanjut, edema bisa terjadi di perut atau abdomen yang biasa disebut asites, di tangan dan sekitar lingkar mata pada pagi hari yang disebut edema preorbital. Pada stadium keadaan yang lebih lanjut lagi terjadi pembengkakan jaringan diseluruh tubuh (anasarka). Hiperkolesterolemia Tingginya kadar kolesterol dalam darah, hal ini disebabkan karena terdapat enzim penting yang mengatur kadar kolesterol yang dipengaruhi oleh glomeruli ginjal, sehingga akibatnya terjadi peningkatan kadar kolesterol.

Komplikasi
Sindrom nefrotik berhubungan dengan gagal ginjal. Penyakit yang disebabkan karena nefrotik sindrome dapat menyebabkan glomeruli ginjal rusak dan tentunya dapat mempengaruhi kemampuan untuk membersihkan darah. Edema yang awalnya terjadi di daerah kaki, tentunya dapat juga mempengaruhi (terjadi edema) jaringan ginjalnya sendiri dan mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membersihkan darah. Gagal ginjal dapat berupa CRF (cronic renal failure) atau ARF (Acute renal failure). Hiperkoagulasi, yaitu keadaan dimana darah cepat menjadi beku. Ini artinya mereka memiliki risiko tinggi terjadi bekuan darah di vena-vena kaki dan vena ginjal yang mengangkut darah dari ginjal. Banyak pasien yang mendapatkan obat pengencer darah untuk menghindari komplikasi. Beberapa penyakit yang dapat secara spesifik menyebabkan rusaknya glomeruli ginjal dan sering mengakibatkan timbulnya proteinuria tentunya mempercepat timbulnya nefrotik sindrome. 1. Amiloidosis 2. Congenital nephrosis 3. Focal segmental glomerular sclerosis (FSGS) . Terjadi kerusakan pada jaringan glomeruli, sehingga merusak membran pelindung protein. 4. Glomerulonephritis (GN) 5. IgA nephropathy (Berger's disease) 6. Minimal change disease (Nil's disease) 7. Pre-eclampsia Terjadinya Sindroma Nefrotik juga tergantung usia kejadiannya: - Usia kurang dari 1 tahun Congenital nephrosis - Usia kurang dari 15 tahun Minimal change disease FSGS atau yang lainnya - Usia 15 sampai 40 tahun Minimal change disease FSGS atau yang lainnya. Pengobatan yaitu dengan cara menghentikan kehilangan protein didalam urine, dan meningkatkan jumlah urine. Umumnya dokter akan memberikan obat prednison. Banyak anak-anak yang keadaannya membaik dengan pemberian obat ini. Prednison digunakan untuk menghentikan kehilangan protein dalam darah yang keluar melalui urine. Setelah 4 minggu terapi, umumnya anak sudah mulai lancar miksi. Bila urin lancar edemanya pun hilang. Bila sudah tidak ada protein dalam urine, dokter akan mulai menurunkan dosis prednison untuk beberapa minggu. Namun tidak pernah men-stop pemekaian prednison. Jika obat ini distop atau diberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit, anak akan menderita sakit. Suatu saat anak akan merasa sehat, namun suatu saat akan menderita lagi, setelah beberapa waktu ia merasa sehat. Sakit akan terjadi lagi saat pasien mengalami infeksi virus, seperti saat flu atau demam. Prednison adalah obat yang baik, tetapi memiliki banyak efek samping. Misalnya: - terasa lapar - badan menjadi gemuk - jerawat - perubahan mood (kadang sedih, kadang gembira) - overactive - mudah mengalami infeksi - terjadi pertumbuhan yang lambat Efek samping akan tampak bila dosis prednison besar dan digunakan terus menerus, bila penggunaan distop, semua efek samping akan hilang. Jika prednison tidak dapat bekerja atau jika anak mengalami efek samping yang serius, dokter dapat mengganti dengan obat lain, yang disebut obat immunosuppresive. Obat ini menurunkan sistem immune tubuh. Banyak yang efektif dengan obat ini, namun tidak untuk semua anak. Dokter akan menjelaskan tentang baik buruknya penggunaan obat ini. Karena efek sampingnya adalah peningkatan kejadian infeksi, rambut rontok dan peningkatan produksi sel darah. Orang tua harus memperhatikan anak yang menggunakan obat ini karena dapat terjadi infeksi virus chicken pox. orang tua harus segera melaporkan ke dokter bila terkena infeksi chicken pox saat menggunakan obat ini. Pasien juga biasanya diberikan diuretik. Obat ini membantu ginjal dalam mengatur fungsi pengeluaran garam dan air. Obat yang biasa digunakan adalah furosemid. Bila pasien mulai mengalami masalah mual atau diare, harus segera dilaporkan karena dikhawatirkan kehilangan cairan terlalu banyak. Bila protein sudah tidak ada didalam urine, diuretik harus distop. Prognosis Kadang-kadang, bila nefrotik sindrom tidak memiliki gangguan spesifik, sebagian besar anak akan sembuh setelah mengalami sakit sekitar 10 tahun atau menjelang dewasa. Beberapa anak mengalami hanya satu serangan nefrotik sindrom. Bila pasien tidak mengalami serangan lagi selama tiga tahun, prognosisnya akan baik. Banyak anak yang mengalami dua atau lebih serangan. Serangan lebih sering tejadi pada satu atau dua tahun pertama. Setelah 10 tahun, hanya satu dari lima anak yang akan mengalami serangan. Bila seorang anak mengalami beberapa kali serangan, sebagian besar dari mereka akan mengalami kerusakan ginjal permanen. Yang menjadi masalah besar adalah mengkontrol akumulasi cairan dengan menggunakan prednison dan diuretik. Referensi: 1. http://www.nephrologychannel.com/nephrotic/ 2. cnserver0.nkf.med.ualberta.ca/nephkids/childhoodns.htm

Penatalaksanaan
Pengobatan yaitu dengan cara menghentikan kehilangan protein didalam urine, dan meningkatkan jumlah urine. Umumnya dokter akan memberikan obat prednison. Banyak anak-anak yang keadaannya membaik dengan pemberian obat ini. Prednison digunakan untuk menghentikan kehilangan protein dalam darah yang keluar melalui urine. Setelah 4 minggu terapi, umumnya anak sudah mulai lancar miksi. Bila urin lancar edemanya pun hilang. Bila sudah tidak ada protein dalam urine, dokter akan mulai menurunkan dosis prednison untuk beberapa minggu. Namun tidak pernah men-stop pemekaian prednison. Jika obat ini distop atau diberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit, anak akan menderita sakit. Suatu saat anak akan merasa sehat, namun suatu saat akan menderita lagi, setelah beberapa waktu ia merasa sehat. Sakit akan terjadi lagi saat pasien mengalami infeksi virus, seperti saat flu atau demam. Prednison adalah obat yang baik, tetapi memiliki banyak efek samping. Misalnya: - terasa lapar - badan menjadi gemuk - jerawat - perubahan mood (kadang sedih, kadang gembira) - overactive - mudah mengalami infeksi - terjadi pertumbuhan yang lambat Efek samping akan tampak bila dosis prednison besar dan digunakan terus menerus, bila penggunaan distop, semua efek samping akan hilang. Jika prednison tidak dapat bekerja atau jika anak mengalami efek samping yang serius, dokter dapat mengganti dengan obat lain, yang disebut obat immunosuppresive. Obat ini menurunkan sistem immune tubuh. Banyak yang efektif dengan obat ini, namun tidak untuk semua anak. Dokter akan menjelaskan tentang baik buruknya penggunaan obat ini. Karena efek sampingnya adalah peningkatan kejadian infeksi, rambut rontok dan peningkatan produksi sel darah. Orang tua harus memperhatikan anak yang menggunakan obat ini karena dapat terjadi infeksi virus chicken pox. orang tua harus segera melaporkan ke dokter bila terkena infeksi chicken pox saat menggunakan obat ini. Pasien juga biasanya diberikan diuretik. Obat ini membantu ginjal dalam mengatur fungsi pengeluaran garam dan air. Obat yang biasa digunakan adalah furosemid. Bila pasien mulai mengalami masalah mual atau diare, harus segera dilaporkan karena dikhawatirkan kehilangan cairan terlalu banyak. Bila protein sudah tidak ada didalam urine, diuretik harus distop
.

Luka Bakar

Pengertian :
Luka bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia maupun arus listrik. Biasanya bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi pada jaringan di bawah kulit, bahkan organ dalam pun bisa mengalami luka bakar meskipun kulit tidak terbakar.

Penyebab
Panas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa jenis bahan kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar.

Gejala dan Tanda
Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan kedalaman luka:
1. luka bakar derajat 1 : merupakan luka bakar yang paling ringan. kulit yang terbakar menjadi merah, nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau membengkak. Jika ditekan, daerah yang terbakar akan memutih; belum terbentuk lepuhan.
2. luka bakar derajat 2 : menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Kulit melepuh, dasarnya tampak merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih. jika disentuh warnanya berubah menjadi putih dan terasa nyeri.
3. luka bakar derajat 3 : menyebabkan kerusakan yang paling dalam. Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar. Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna merah terang. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya. Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan.

Komplikasi
Jaringan yang terbakar bisa mati. jika jaringan mengalami kerusakan akibat luka bakar, maka cairan akan merembes dari pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan.
Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan tersebut bisa menyebabkan terjadinya syok. tekanan darah sangat rendah sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ lainnya sangat sedikit.

Penatalaksanaan
Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Untuk membantu menghentikan luka bakar dan mencegah luka lebih lanjut, sebaiknya lepaskan semua pakaian penderita.
Kulit segera dibersihkan dari bahan kimia (termasuk asam, basa dan senyawa organik) dengan mengguyurnya dengan air. Jika daerah yang terluka telah benar-benar bersih, maka dioleskan krim antibiotik (misalnya perak sulfadiazin). Penderita perlu dirawat di rumah sakit jika :
luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau kaki.
penderita akan mengalami kesulitan dalam merawat lukanya secara baik dan benar di rumah.
penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 70 tahun.
terjadi luka bakar pada organ dalam.

Konstipasi

Pengertian :
Konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat buang air besar (BAB) seperti biasanya. Walaupun tidak ada ketentuan berapa kali seseorang harus BAB, tetapi lazimnya frekuensi BAB seseorang adalah 3 x / hari – 3 x / minggu.

Penyebab
Pada kasus anak, umumnya faktor yang menjadi penyebab adalah kebiasaan menahan / menunda keinginan BAB, sehingga feses menjadi lebih kering dan lebih keras. Kemungkinan lain adalah karena ukuran feses yang terlalu besar.
Sedangkan penyebab konstipasi pada dewasa antara lain adalah :
Jumlah serat dalam diet sehari-hari < 30 g / hari.
“Irritable bowel syndrome” (IBS) yang mempunyai gejala konstipasi dan diare yang disertai dengan nyeri abdomen.
Obat, mis. anti-hipertensi, anti-depresi, suplemen yang mengandung kalsium dan zat besi, dsb.
“Transit time” lambat
Penyebab kelainan ini tidak diketahui; lebih sering ditemukan pada wanita.
Gangguan fungsi otot dasar panggul
Terutama dialami oleh wanita yang sudah mempunyai anak.
Kanker. Kelainan ini dapat dideteksi dengan kolonoskopi atau enema barium
Lain-lain

Asites

Pengertian :
Asites merupakan penimbunan cairan secara abnormal di rongga perut. Pada pasien sirosis hati, terbentuknya asites merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, dan merupakan salah satu indikasi untuk perawatan di rumah sakit karena mempunyai prognosa yang kurang baik, misalnya terjadi infeksi (spontaneous bacterial peritonitis) dsb.

Patofisiologi
Mekanisme terjadinya asites Pembentukan asites pada sirosis hati ditentukan oleh 2 faktor, yaitu: a. Faktor lokal yaitu aliran sinusoid dan kapiler pembuluh darah usus yang mengalami peningkatan tekanan hidrostatik, dengan peningkatan tekanan hidrostatik ini akan meningkatakan pengeluaran cairan ke jaringan intersisial. b. Faktor sistemik vasodilatasi sistemik akan menimbulkan stimuli terhadap 3 sistem vasokonstriktor (Renin – Angiostensis – Aldosteron, arginin vasopressin dan syaraf simpatik) yang akan menyebabkan retensi air, retensi garam, dan penurunan kecepatan filtrasi yang akan meningkatkan timbunan cairan.

Gejala dan Tanda
Secara klinis asites ditandai dengan perut buncit, gizi kurang, atrofi otot. Pada saat tidur pembesaran perut membentuk perut kodok, diketemukan pekak beralih pada pemeriksaan. ds

Penatalaksanaan
1. Istirahat dan diet rendah garam (40- 60 meq/ hari)
2. Diuretik
3. Parasentesis
4. Tindakan operatif
5. Pengobatan lain, parasentesis diikuti dengan infus albumin.

Selasa, 27 Oktober 2009

Bahaya Rokok

Racun pada Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

Efek Racun
Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok):
14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
4x menderita kanker esophagus
2x kanker kandung kemih
2x serangan jantung
Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.

Batas Aman
Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.
TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK.
Copyleft © Kuncoro Wastuwibowo, 2000-2004. All Rights Reversed

VENTILATOR EMERGENCIES

VENTILATOR EMERGENCIES

By: ENY LISTIOWATI
POST BASIC CARDIOVASCULAR COURSE XV
NATIONAL CARDIAC CENTRE ”HARAPAN KITA” JAKARTA
2007/2008

I.INTRODUCTION

Mechanical ventilation is a procedure accomplished to solve a ventilation problem/disturbance,in order to maintain the adequate oxygenation.However this procedure is not physiological, so problems or side effects may occur.

As a nurse, We must monitor and intervene quickly and exactly in case a problem occurs to a patient attached with a ventilator or there is a asynchrony between the patients and the ventilator marked by patient fighting the ventilator. This asynchrony may originate from ventilator or the patient.One of the common causes of this asynchrony comes from endotracheal tube connecting the patient to the ventilator.

In this paper titled “Ventilator Emergencies”,I will discuss about the definition,sign and symptoms,causes,and management of sudden distress respiratory to the patient attached to the ventilator.

The target of this study is for the nurse to understand the way to treat patients attached to a ventilator and to be able to handle problems which happened as a consequence of the procedure.Thus,to decrease mortality rate by maintaining ventilation and adequate oxygenization, keeping the synchronization between the ventilator and the person, and lessen the side effects.


II. DEFINITION

Fighting the ventilator is phrase often used to indicate that the patient is having acut respiratory distress and the patient and ventilator are breathing out of synchrony with one another(Lynelle N.B.Pierce,1995).

III.CAUSES/ETIOLOGI
A. Patient based causes:
a.Artificial airway problems
1. Cuff herniation
→ Cuff herniation caused by asymmetric inflation or hard cuff.
→ Herniation of the cuff over the lumen of the tube may happen if
the cuff of an old,perished tube is over-inflated.Its will cause
respiratory obstruction

(picture: )

Source : (1)Laurel D kersten,Comprehensive respiratory nursing,1989
(2)Dr.Guy Watney,Anesthesia equipment resource,2003

2. Upward migration
→ Migration is endotracheal tube interested upwards
→ There is sign of air leakage from nose or mouth.
This is occurs by moving the head become extension,
So, tube upward 1,9-5,2 cm out from trachea.
3. Main-stem intubation
→ Endobronchial intubation occurs if too long a tube is used and
inserted into one of the main stem bronchi
→ Usually the ETT insert into the right mainstem of bronchus,
because there is more sloping
→ there is occur by moving position of the head becomes flexion.
So, tube insert 1,9cm into carina/endobronchial.
Source: Anesthesia equipment resource,2003


b. Sudden increase in airway resistance
1. Bronchospasm
→ Bronchospasm is a sudden constriction of the muscles in the walls of
the bronchioles
2. Secretions
→ Secretion is very jell or it’s very much, and may be there is blood clot

c. Acute change in lung compliance:
1. Tension pneumothorax
Tension pneumothorax is the accumulation of air under pressure
in the pleural space.
. Source:ADAM-Benjamin/Cummings
2. Pulmonary oedema
→ Pulmonary oedema is swelling or fluid accumulation in the lungs.
It leads to impaired gas exchange and may cause respiratory failure.

d. Acut agitation and anxiety, possibly because of inadequate sedation,emergence from street drugs,alcohol withdrawal,or pain

e. Change in respiratory drive:Central neurogenic hyperventilation, Fatique

f. Unknown development of auto PEEP, which creates need for increased inspiratory effort,and thus work of breathing to trigger ventilator.

g. Acut change in ventilation/perfusion matching:
1. Pulmonary embolus
2. Change in body position that leads to hypoxemia
(e.g lung with greatest abnormality placed in dependent position).

B. Ventilator based causes:

a. Sensitivity set too high or too low.
b. Inadequate peak inspiratory flow rate setting.
c. Inadequate ventilatory support or inadequate delivery of oxygen.
d. Large air leak in circuity or patient-ventilator disconnection.



IV.SIGN AND SYMPTOMS



(Source:Troubleshooting in ventilator management,Chonbuk National University)

SIGN AND SYMPTOM OF THE PATIENT WHO IS FIGHTING ON VENTILATOR
1. Tachypnea
2. Diaphoresis and nasal flaring or swide open mouth inspiratory effort
3. Recession of suprasterna supraclavicular space
4. Recession of intercostal space
5. Heightened sternomastoid activity
6. Tachycardia (indicates severe cardiopulmonary distress)
7 .Paradoxical motion of abdomen
8. Cyanosis (it is not a reliable physical sign)
9. Use of accessory ventilatory muscles
10. Hypoxemia patient
11. Hypertension
12. Expression of fear
13. Multiple ventilator alarm:High pressure limit, Low VT
14. Agitation

V. MANAGEMENT
The primary goal of management of the patient in distress is to ensure
adequate ventilation and oxygenIzation

Steps in management of sudden distress for a patient attached with ventilator
1. Remove (Disconnect) the patient from the ventilator
2. Manualy ventilate with ambubag at 100%FiO2
Is the patient difficult to ventilate?
* If the patient is not difficult to ventilate, the problem is a problem with the
ventilator or the circuit.
* If the patient is difficult to ventilate ,it is a problem with the endotracheal
tube or the respiratory system.
If the patient is unstable, remember “ABC” :
· If the bag fells heavy,may be there is many secretion.
Treatment: agresive suction or bronchoscopy.
· If the suction catheter can not insert to ETT, may be ETT kinking or biting treatment: change position of the head or tube
· If the Patient biting tubing or fighting ventilator : sedate as needed.
· If looking asymmetric expantion of the lung, breath sound only at right or left lung ,may be:
o Mainstem intubation.
Treatment : pull back the endotracheal tube, check CXR.
o Tension pneumothorax
Treatment: insert 14 gauge angiocath into 2nd intercostal space,
midclavicular line.
· If the ETT upward migration, rapid reintubation.
· Cuff herniation usually occured when move a neck.
Treatment: deflation of cuff and reintubation.
· Air leaked, may be it’s from cuff deflation.
Treatment : reinflate cuff and confirm positioning.
· Bronchospame (wheezing,increased work of breathing,retraction suprasternal,intercostals,increased peak airway pressure)Treatment : give nebulizer/bronchodilator,corticosteroid,theophylin

If, the patient is stable in manually ventilate:
Thinking about ventilator and circuit problems :
§ loss of electrical power : check electrical power cord for proper connection to working electrical outlet.
Treatment: provide manual ventilation until problem is corrected.
§ Loss of air oxygen pressure : check air and oxygen hose assemblies for proper connection and proper pressure.
Treatment: provide manual ventilation until problem is corrected.
§ Internal hardware or microprocessor dysfungtion :
Provide manually ventilation , remove and get a new ventilator.
§ Check circuit/tubing for obstruction or kinking.
Treatment: provide manual ventilation until tubing/circuit is corrected.
§ Disrupted tubing or ventilator malfunction :
Treatment: fix the problem or get a new ventilator.
§ Auto-PEEP : decrease set rate, decrease set amount of PEEP, decrease I:E ratio (increase flow rate), check for expiratory circuit obstruction.
§ Low exhaled volume
Treatment: check for cuff leak, bronchopleural fistula, low flow rate.
§ Increased respiratory rate :
Treatment: check for change in the patient's clinical status; draw ABG to assess for need to increase set rate or set tidal volume.
§ High minute ventilation
Treatment: check for hyperventilation (neurogenic, agitation, incorrect vent settings), hypermetabolic state (sepsis, fever, acidosis), or inefficient ventilation (increased dead space).
§ Massive atelectasis ?
Treatment: increase tidal volume and/or PEEP

VI. CONCLUTION

Mechanical Ventilation becomes the main choice of intervention for the patient who is unsuccessful to maintain adequat ventilation,so oxygenization is not enough for body needed.

Howefer, the problem is not finishes, because the ventilator is only breath tool and this is not physiologic. So this can be causes a new problem.
The Problem come from the patient and the ventilator,

Sudden distress respiratory marked a patient fighting the ventilator

Trombosis Vena Dalam ( DVT )

ABSTRAK :


DEFINISI
Trombosis Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis (DVT)) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah di dalam vena dalam. Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh darah disebut trombus. Trombus bisa terjadi baik di vena superfisial (vena permukaan) maupun di vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang terbentuk di vena dalam. Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh atau sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti aliran darah dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga menyumbat aliran darah. Trombus yang berpindah-pindah disebut emboli. Semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus melekat ke dinding vena dan semakin mudah membentuk emboli. Penekanan pada otot betis bisa membebaskan trombus yang tersangkut, terutama ketika penderita kembali aktif. Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu ke paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu atau lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut emboli paru. Emboli paru yang besar bisa menghalangi seluruh atau hampir seluruh darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan dengan cepat menyebabkan kematian.

PENYEBAB

Ditemukan 3 faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena dalam:
Cedera pada lapisan vena
Meningkatnya kecenderungan pembekuan darah : terjadi pada beberapa kanker dan pemakaian pil KB (lebih jarang). Cedera atau pembedahan mayor juga bisa meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan darah.
Melambatnya aliran darah di dalam vena : terjadi pada pasien yang menjalani tirah baring dalam waktu yang lama karena otot betis tidak berkontraksi dan memompa darah menuju jantung. Misalnya trombosis vena dalam bisa terjadi pada penderita serangan jantung yang berbaring selama beberapa hari dimana tungkai sangat sedikit digerakkan; atau pada penderita lumpuh yang duduk terus menerus dan ototnya tidak berfungsi. Trombosis juga bisa terjadi pada orang sehat yang duduk terlalu lama (misalnya ketika menempuh perjalanan atau penerbangan jauh).

GEJALA

Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jika trombosis menyebabkan peradangan hebat dan penyumbatan aliran darah, otot betis akan membengkak dan bisa timbul rasa nyeri, nyeri tumpul jika disentuh dan teraba hangat. Pergelangan kaki, kaki atau paha juga bisa membengkak, tergantung kepada vena mana yang terkena. Beberapa trombus mengalami penyembuhan dan berubah menjadi jaringan parut, yang bisa merusak katup dalam vena. Sebagai akibatnya terjadi pengumpulan cairan (edema) yang menyebabkan pembengkakan pada pergelangan kaki. Jika penyumbatannya tinggi, edema bisa menjalar ke tungkai dan bahkan sampai ke paha. Pagi sampai sore hari edema akan memburuk karena efek dari gaya gravitasi ketika duduk atau berdiri. Sepanjang malam edema akan menghilang karena jika kaki berada dalam posisi mendatar, maka pengosongan vena akan berlangsung dengan baik. Gejala lanjut dari trombosis adalah pewarnaan coklat pada kulit, biasanya diatas pergelangan kaki. Hal ini disebabkan oleh keluarnya sel darah merah dari vena yang teregang ke dalam kulit. Kulit yang berubah warnanya ini sangat peka, cedera ringanpun (misalnya garukan atau benturan), bisa merobek kulit dan menyebabkan timbulnya luka terbuka (ulkus, borok).


DIAGNOSA
Diagnosis mungkin sulit ditegakkan karena tidak ditemukan nyeri dan seringkali tidak ditemukan pembengkakan atau pembengkakannya bersifat ringan. Jika diduga suatu trombosis, maka untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksan USG dupleks pada vena tungkai. Jika ditemukan gejala emboli paru, dilakukan skening dada dengan radioaktif untuk memperkuat diagnosis dan skening dupleks untuk memeriksa tungkai.

PENGOBATAN

Pembengkakan tungkai Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara berbaring dan menaikkan tungkai atau dengan menggunakan perban kompresi. Perban ini harus dipasang oleh dokter atau perawat dan dipakai selama beberapa hari. Selama pemasangan perban, penderita harus tetap berjalan. Jika pembengkakan belum seluruhnya hilang, perban harus kembali digunakan. Jika perban kompresi sudah tidak dikenakan lagi, maka untuk mencegah kambuhnya pembengkakan penderita diharuskan menggunakan stoking elastis setiap hari. Stoking tidak harus digunakan diatas lutut, karena pembengkakan diatas lutut tidak menyebabkan komplikasi. Ulkus di kulit Jika timbul ulkus (luka terbuka, borok) di kulit yang terasa nyeri, gunakan perban kompresi 1-2 kali/minggu karena bisa memperbaiki aliran darah dalam vena. Ulkus hampir selalu mengalami infeksi dan mengeluarkan nanah berbau. Jika aliran darah di dalam vena sudah membaik, ulkus akan sembuh dengan sendirinya. Untuk mencegah kekambuhan, setelah ulkus sembuh, gunakan stoking elastis setiap hari. Meskipun jarang terjadi, pada ulkus yang tidak kunjung sembuh, kadang perlu dilakukan pencangkokan kulit.

PENCEGAHAN

Meskipun resiko dari trombosis vena dalam tidak dapat dihilangkan seluruhnya, tetapi dapat dikurangi melalui beberapa cara:
· Orang-orang yang beresiko menderita trombosis vena dalam (misalnya baru saja menjalani pembedahan mayor atau baru saja melakukan perjalanan panjang), sebaiknya melakukan gerakan menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sebanyak 10 kali setiap 30 menit.
· Terus menerus menggunakan stoking elastis akan membuat vena sedikit menyempit dan darah mengalir lebih cepat, sehingga bekuan darah tidak mudah terbentuk. Tetapi stoking elastis memberikan sedikit perlindungan dan jika tidak digunakan dengan benar, bisa memperburuk keadaan dengan menimbulkan menyumbat aliran darah di tungkai.
· Yang lebih efektif dalam mengurangi pembentukan bekuan darah adalah pemberian obat antikoagulan sebelum, selama dan kadang setelah pembedahan.
· Stoking pneumatik merupakan cara lainnya untuk mencegah pembentukan bekuan darah. Stoking ini terbuat dari plastik, secara otomatis memompa dan mengosongkan melalui suatu pompa listrik, karena itu secara berulang-ulang akan meremas betis dan mengosongkan vena. Stoking digunakan sebelum, selama dan sesudah pembedahan sampai penderita bisa berjalan kembali.

KESIMPULAN : DVT merupakan penyakit pembuluh darah yang terjadi akibat meningkatnya pembekuan darah,melambatnya aliran darah ataupun karena cedera pembuluh vena itu sendiri.


SARAN : Pada pasien yang kurang aktifitas, ada baiknya secara rutin dilakukan pemeriksaan yang lebih ketat terhadap kecenderungan terjadinya DVT. Sebagai pencegahan, lakukan mobilisasi pasif,atau bila memungkinkan, anjuran untuk mobilisasi aktif bertahap dalam pengawasan.

RSSSS (rumah sangat sederhana sekali sampai sikil saja susah selonjor)


Gangguan komunikasi dan gangguan menelan pada pasien STROKE

SUMBER :
Ns. Eny Mulatsih,Skep. Petujuk perawatan pasien pasca stroke di rumah, Penerbit FKUI Jakarta 2008, halaman 36-43


ABSTRAK :
GANGGUAN KOMUNIKASI
Bila stroke menyerang otak kiri dan mengenai pusat bicara,kemungkinan pasien akan mengalami gangguan bicara atau afasia.
Secara umum afasia terbagi dalam tiga jenis, yaitu afasia motorik,afasia sensorik,dan afasia global.
Pasien afasia motorik ditandai dengan ketidakmampuan pasien mengungkapkan atau mengekspresikan kata-kata,tetapi pasien memahami apa yang dikatakan orang lain kepadanya.
Sebaliknya, pasien afasia sensorik tidak memahami pembicaraan orang lain tetapi dapat mengeluarkan kata-kata. Akibatnya pasien afasia sensorik terlihat tidak nyambung kalau diajak bicara,oleh karena otak tidak mampu menginterpretasikan pembicaraan orang lain meskipun pendengarannya baik.
Sedangkan bila kerusakan otak luas dan menyerang pusat ekspresi dan pusat pengertian bicara di otak kiri, pasien akan mengalami afasia global.Pasien tidak mampu memahami pembicaraan orang lain,dan tidak mampu mengungkapkan kata-kata.

Hal yang harus dipahami oleh perawat adalah bahwa pasien afasia tetap membutuhkan kesempatan untuk mendengar pembicaraan orang lain secara normal. Bila kita mengabaikan pasien stroke yang mengalami afasia, misalnya mendiamkam atau menganggap seolah-olah pasien tidak memahami pembicaraan kita, maka pasien akan merasa frustasi dan sakit hati.

Pada saat berbicara dengan pasien afasia usahakan agar wajah kita menghadap lurus ke arah pasien.Hal ini akan membantu pasien untuk melihat gerak bibir dan ekspresi wajah kita. Usahakan menggunakan kalimat pendek dan berikan penekanan pada kata yang penting. Jika memungkinkan gunakan ekspresi wajah,gerakan tubuh,dan irama suara sehingga pasien dapat memahami perkataan kita.
Bila pasien tidak memahami perkataan kita usahakan untuk mengucapkan dengan kalimat yang artinya sama.Anjurkan dan berikan kesempatan pasien untuk berkomunikasi secara total, yaitu dengan mempergunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh.Jangan cemas bila pasien memberikan jawaban yang kurang jelas.
Agar memahami pembicaraan pasien,sebaiknya kita mendengarkan secara cermat dan memperhatikan kata-kata kunci , selanjutnya mengira-ngira apa yang ingin pasien sampaikan. Jangan gusar bila tebakan kita salah, minta maaf dan anjurkan pasien untuk mengulang kata-katanya.
Untuk membantu pasien memahami pembicaraan orang lain, usahakan berbicara perlahan,tenang,intonasi suara normal, jangan berteriak. Gunakan bahasa orang dewasa,kalimat pendek dan berikan rangsangan visual jika memungkinkan.
Seringkali pasien afasia motorik merasa frustasi karena tidak mampu mengungkapkan apa yang diinginkannya,sehingga pasien marah atau mengamuk. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan papan komunikasi yang berisi gambar atau simbol aktifitas harian pasien.Yang perlu diingat bahwa papan komunikasi ini bukan digunakan untuk melatih tetapi sebagai media komunikasi untuk mengantisipasi keinginan pasien yang sulit kita mengerti,sehingga pasien tidak frustasi.Untuk mempercepat pemulihan,pasien afasia sebaiknya berlatih dengan terapis wicara secara teratur minimal 2x seminggu.
GANGGUAN MENELAN
Gangguan menelan merupakan salah satu masalah kesehatan akibat serangan stroke.Biasanya pasien menunjukkan gejala tersedak pada saat makan dan minum,keluar nasi dari hidung,tidak mampu mengontrol keluarnya air liur darimulut (mengiler), memerlukan waktu yang lama untuk makan,dan makanan tersisa di mulut setelah makan.
Bila memungkinkan sebaiknya makan dalam posisi duduk ,tetapi bila tak bisa dapat diatur dengan posisi duduk menyandar 60-90 derajat. Ketika pasien menelan,anjurkan pasien untuk menekuk leher dan kepala agar mempermudah menutupnya jalan nafas ketika menelan.Pada saat menelan anjurkan pasien memutar kepala/menengok ke sisi yang lemah. Pergunakan sendok kecil dan tempatkan makanan pada sisi yang sehat.Pastikan makan telah tertelan semua sebelum memberikan suapan berikutnya.Pertahankan pasien tetap duduk tegak setengah jam setelah makan.Pastikan mulut pasien telah kosong,tak ada sisa makanan yang belum tertelan setelah makan selesai.Bersihkan gigi dan mulut pasien setelah makan.
Makanan yang diberkan bertahap, dimulai dengan makanan yang konsistensinya semi padat atau lunak,selanjutnya bertahap sampai ke bentuk cair.Hindari penggunaan gelas dan sedotan pada awal latihan minum karena dapat menyebabkan pasien tersedak.Gejal tersedak ini disebabkan karena koordinasi otot lidah dan mulut belum baik, atau karena adanya gangguan fungsi pusat menelan di otak.Jadi sebaiknya gunakan sendok kecil dan tempatkan makanan pada sisi yang sehat.

KESIMPULAN :
Pasien afasia mudah frustasi karena tak mampu mengungkapkan keinginannya kepada orang lain, diperlukan dukungan orang disekitarnya untuk melatih komunikasi.
Kesulitan menelan pada pasien stroke dapat dilatih dengan pemberian makanan bertahap dari semisolid sampai cair dan dengan cara makan yang benar untuk menghindari aspirasi makanan ke jalan nafas.



SARAN :
Perawat dan keluarga saling bersinergi untuk memberikan dukungan latihan pada pasien afasia dan gangguan menelan pada pasien stroke, agar komunikasi berjalan lancar dan nutrisi terpenuhi .

Stadium Luka

SUMBER :

Widasari Sri Gitarja,Skp.ETN ; Perawatan Luka Diabetes,seri perawatan luka terpadu,WOCARE publishing,Juli 2008.


ABSTRAK :

Stadium luka dapat dibedakan berdasarkan atas :
A. Anatomi kulit (Presure ulcers panel, 2007)
Partial thickness : hilangnya lapisanepidermis hingga lapisan
dermispaling atas.
Stadium I : Kulit berwarna merah,belum tampak adanya lapisan
epidermis yang hilang
Stadium II : hilangnya lapisan epidermis/lecet sampai batas dermis
paling atas.
Full thickness : hilangnya lapisan dermis hingga lapisan subkutan
Stadium III : Rusaknya lapisan dermisbagian bawah hingga lapisan
subkutan.
Stadium IV : Rusaknya lapisan subkutanhingga otot dan tulang.
B. Stadium Wagner luka kaki diabetik
Superficial ulcer
Stadium 0 : tidak terdapat lesi.Kulit dalamkeadaan baik,tapi dengan
bentuk tulang kaki yang menonjol/charcot arthropathies.
Stadium1 : Hilangnya lapisan kulithingga dermis dan kadang-kadang
tampak tulang menonjol.
Deep ulcers
Stadium 2 : lesi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau tendon
(dengan goa)
Stadium 3 : Penetrasi hingga dalam.osteomyelitis,pyarhrosis,plantar
abses atau infeksi hingga tendon.
Gangrene
Stadium 4 : gangren sebagian,menyebar hingga sebagian dari jari kaki
,kulit sekitarnya selulitis,gangrene lembab/kering.
Stadium 5 : Seluruh kaki dalam kondisi nekrotik dan gangrene.

C. Warna dasar luka (Netherland Woundcare Consultant society,1984)

Selama ini kita mengenal banyak sekali metode yang dipakai di klinik untuk menentukan tingkatan atau stadium dan klasifikasi dari derajat keseriusan suatu luka. Kemudahan yang ingin diperkenalkan untuk menilai derajat keseriusan luka adalah menilai warna dasar luka.
Sistim ini bersifat konsisten, mudah dimengerti dengan bahasa sederhana dan sangat tepat guna dalam membantu memilih tindakan dan terapi perawatan luka serta mengevaluasi kondisi luka. Sistim ini dikenal dengan sebutan RYB/Red yellow Black.(merah-kuning-hitam).

RED/MERAH
Luka dengan warna dasar merah tua atau terang dan selalu tampak lembab,nerupakan luka bersih,dengan banyak vaskularisasi,karenanya mudah berdarah.
Tujuan perawatan luka dangan warna dasar merah ini adalah mempertahankan lingkunagan luka dalamkeadaan lembab dan mencegah terjadinya trauma dan perdarahan.

YELLOW/KUNING
Luka dengan warna dasar luka kuning kecoklatan atau kuning kehijauan atau kuning pucat adalah jaringan nekrosis.Merupakan kondidsi luka yang terkontaminasi atau terinfeksi dan avascularisasi.
Hal yang perlu dicermati bahwa semua luka kronis merupakan luka yang terkontaminasi, namun belum tentu terinfeksi.
Terinfeksi tidaknya suatu luka dapat dinilai dengan adanya peningkatan jumlah leukosit darah dalam tubuh, peningkatan suhu tubuh.
Tujuan perawatannya adalah dengan meningkatkan sistim autolisis debridement agar luka berwarna merah,absorb eksudate,menghilangkan bau tidak sedap dan mengurangi ataumenghindari kejadian infeksi.

BLACK/HITAM
Luka dengan warna dasar hitam adalah jaringan nekrosis,merupakan jaringan avaskularisasi.Tujuan perawatannya sama dengan warna dasar luka kuning.



KESIMPULAN :
Untuk mengetahui derajat keseriusan luka dapat dinilai dengan cara melihat kerusakan anatomi,warna dasar luka dan khusus untuk luka diabetik dapat dinilai dengan stadium wagner


SARAN :
Sebelum melakukan perawatan luka, sebaiknya nilai dulu derajat luka tersebut, tentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan kondisi luka dan evaluasi kembali dengan skala stadium luka, adakah perbaikan atau perburukan.

Jakarta,28 Februari 2009

Di kala ku seorang diri

Bisu…
Aku bagai bisu.
Tiada kata-kata,
Tiada jua ucap rasa.

Diam…dan, sunyi…
Keheninganpun merasuk jiwa…
Adakah damai di sana???

Ooooh! Desah nafasku tak bias berdusta.
Dan detak nadikupun berucap,
Kini sukmaku terlipur….
Tuk menerawang asa dan cita,
Tuk menata ruang waktu yang tersisa,
Dan jua, kebeningan jiwa nan lelah…

Oh Tuhanku ya Robby…
Kupohonkan [padaMu…
Setetes embun kasih,
Tuk sejukkan jiwaku nan gersang.

Senin, 26 Oktober 2009

ASA

Malam bolehlah gelap,
Bintang di langitpun boleh tak berkedip.
Namun lentera hatiku, Bersinarlah terang!!!
Dan tak kan pernah padam..
Agar aku dapat menapak lorong waktu yang kian menjauh tak bertepi,
Hingga ajalku menjelang.

PASRAH

Ada gundah mengelana dalam jiwaku
Kegelisahan yang kian merasuk,
Mencari asa yang mengambang
Tersenyum, Getir…
Menangispun tiada air mata lagi.

Dalam kesunyian jiwa ini..
Kurela kau bayangi mimpiku,
Agar kau tahu,
Betapa ku tak ingin menyakitimu.

Bimbang

Kerinduanku tiada pernah berakhir.
Walau hujan badai menerpa anganku …
Namun keteguhan hatiku tak tergoyahkan,
Hingga tak tersadar bulan kian berlalu..
Tahun pun berganti terlewati sudah.
Tanpa kutahu kapan batas pencarianku.
Dalam penantian tak berujung,
Bahkan tak kenal apa yang dinanti.

Kadang kucoba meluruskan langkah,
Dan kutatap asa nan melambai di sana..
Namun mataku terasa berat,
Penglihatanku kabur…
Hingga keyakinanku goyah.
Mungkinkah tangan ini sanggup,
Tuk menggapai bintang di langit biru itu?

Ada jalan yang berkelok,
Bila kutelusuri…akankah kudapat citaku?
Aku takut ini hanyalah indahnya fatamorgana…
Karna itu,
Aku tak kan pernah berpaling…
Karna kutakut azab Mu ya Allah !!!