Join VSI yuuukk, Bisnis Murah dan Mudah

Indo Vpay

Sabtu, 31 Oktober 2009

Bunda


Untukmu Bunda
(15 Juni 2004)

Di ujung senja yang berbalut luka
Sesosok tubuh meringkuk meratapi diri.
Ada kecewa dalam binar matanya nan sayu,
Saat menatap sepotong rembulan yang terpasung.

Bunda…
Tak kan kubiarkan awan hitam menyelimuti hatimu.
Kau wanita perkasa dalam hidupku.
Aku tak rela, air mata membasahi wajah teduhmu.

Maafkan aku, Bunda…
Aku tlah melukai hati lembutmu.
Yang senantiasa menyejukkanku,
Di kala keresahan menggelayutiku.

Bunda….
Kau tlah banyak berjasa untukku.
Tanpa kau pinta balasan apapun dariku.
Ikhlasmu bagai air mengalir tiada henti.

Bunda…..
Ingin kupersembahkan untukmu,
Seuntai kebahagiaan yang sempat tergadai.
Namun tanpa restumu, aku tak kuasa berbuat apa.

Saat kujelang dewasaku,
Baru kusadari…
Betapa durhakanya aku,
Yang selalu menyusahkan jiwaragamu.

Kini…
Izinkan aku tuk bersimpuh dalam pangkuanmu.
Peluklah aku Bunda…..
Biarkan kehangatan mengalir ke dalam sanubariku.

Bunda…
Izinkanlah kucium dan kugenggam jemarimu,
Yang membuatku mampu mengarungi hidupku.
Agar aku merasakan kedamaian,
Saat kudengar degup jantung di dada lapangmu.
Hingga semangatku bangkit,
Tuk menyongsong hari depan.

Bunda …
Usaplah air mata yang menetes di pipiku.
Agar kutahu,
Kau tlah memaafkan salah dan dosaku,
Yang slama ini kubiarkan bertumpuk dan berkarat.

Bunda….
Tersenyumlah untukku…
Agar kutahu, kau bahagia di usia senjamu.
Aku tak rela ada airmata lagi,
Yang kan membasah di pipimu, yang kini mulai keriput.

Terimakasih bunda…
Kau tlah membuatku damai,
Dengan kasih sayangmu yang tiada berbatas.
Dan tak kenal lelah, tuk berdoa…
Demi anakmu ini.

Salam hangat dari ananda,
Teruntuk bundaku tercinta, di Gandasari 3

Note :Beliau wanita kampung yang tegar, buta huruf tak menghalanginya tuk bekerja keras menghidupi anak-anaknya, agar dapat mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar